Covid-19 Dalam Paradigma Kesehatan Lingkungan

Oleh: Gemayangsura – Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Lampung

Bandar Lampung, (ISN) – Pada Desember 2019, timbul penyakit baru yaitu infeksi menular yang disebabkan oleh novel coronavirus atau yang familiar disebut Covid-19. Corona Virus Disease yang ditemukan pada 2019 dan memuncaknya wabah ini dimulai di Kota Wuhan.

Dilansir dari Hong Kong Free Press, Pusat Pencegahan dan Kontrol Epidemi Wuhan mengumumkan, total korban meninggal dunia adalah 3.869 orang. Angka itu naik 1.290 dari catatan sebelumnya, yakni 2.579 orang. Kemudian, jumlah kasus secara keseluruhan di Wuhan direvisi menjadi 50.333 kasus.

Tak hanya Wuhan adalah 25 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia menurut data Worldometers, yakni Amerika Serikat (AS), Brazil, India, Rusia, Afrika Selatan, Meksiko, Peru, Chile, Spanyol, Inggris, Iran, Pakistan, Arab Saudi, Kolombia, Italia, Turki, Bangladesh, Jerman, Perancis, Argentina, Kanada, Iran, Qatar, Indonesia, Mesir. Di Asia sendiri, Indonesia berada di peringkat 9 untuk jumlah total kasus virus corona terbanyak.

Saat ini banyak negara sedang memerangi COVID-19 dan mencegah penyebarannya. Mekanisme penularan dapat terjadi melalui kontak, droplet, udara dan fomit. Gejala klinis utama adalah demam, batuk, mialgia. Cara pencegahan untuk mencegah transmisi adalah dengan menggunakan masker, identifikasi kasus sesegera mungkin, mencuci tangan, menjaga jarak, hindari tempat ramai dan berventilasi buruk , melakukan disinfeksi.
Dalam hal ini, Kesehatan lingkungan dapat mengendalikan faktor lingkungan untuk mencegah penyakit dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan. Konsep dasar paradigma kesehatan lingkungan adalah, terjadinya derajat status kesehatan karena interaksi antara agen, pejamu dan lingkungan.

Patogenesis penyakit dari kesehatan lingkungan diuraikan menjadi 4 simpul. Simpul 1 (sumber penyakit). Sumber penyakit adalah sesuatu yang secara konstan mengeluarkan agent penyakit. Sumber penyakit ini adalah virus SARS CoV 2. Simpul 2 (komponen lingkungan sebagai media transmisi) Media transmisi dapat berupa udara, air, makanan, binatang, manusia.

Coronavirus dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak dekat dengan percikan droplet terutama pada jarak dekat, melalui aerosol, serta melalui udara terutama pada udara ruangan yang memiliki ventilasi buruk. Simpul 3 (manusia) dipengaruhi oleh perilaku, status gizi, pengetahuan, dll. Perilaku dan gaya hidup (pola tidur, pola makan, olahraga) dapat membantu mengendalikan dan mencegah penyebaran virus. Imun dan nutrisi dapat menjaga tubuh dari infeksi virus.

Jika asupan nutrisi buruk, akan terjadi defisiensi imun, sehingga meningkatkan resiko terinfeksi. Perilaku yang dapat diterapkan untuk menghindari infeksi virus ini adalah saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung serta mencuci tangan.

Simpul 4 (Dampak kesehatan) Dampak kesehatan yang akan muncul akibat infeksi COVID 19 adalah batuk, diare, mialgia atau kelelahan, sakit kepala, diare, mual, muntah, sakit perut, kehilangan nafsu makan juga dampak mental. Dampak terhadap mental dalam jangka tertentu dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh orang dan merusak keseimbangan fisiologis sehingga menjadi rentan untuk terinfeksi penyakit.

Loading