Ini Data dan Fakta Banjir Jakarta

JAKARTA (ISN) – Memasuki musim penghujan, seperti biasa Jakarta kembali di landa banjir. Kali ini banjir menerjang Ibu Kota di awal tahun 2020. Belasan ribu warga mengungsi dan sejumlah orang meninggal dunia.

seperti dilangsir dari detik.com Gubernur DKI Anies Baswedan menyampaikan instruksi untuk para jajarannya guna mengatasi banjir yang melanda Jakarta. Keselamatan warga menjadi yang utama.

“Karena itu saya instruksikan kepada seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta untuk turun tangan langsung, datangi kantor kelurahan terdekat, bekerja di bawah koordinasi para lurah, membantu untuk menyelamatkan warga,” perintah Anies dalam pesan suara, disampaikan Humas Pemprov DKI, Rabu (1/1/2020).

Anies mengatakan perkantoran hingga gedung sekolah disiagakan untuk pengungsian.A nies meminta warga melaporkan kebutuhan, terutama untuk evakuasi lewat nomor 112 atau langsung ke kelurahan setempat jika lebih mudah atau dekat.

“Seluruh Jajaran Pemprov DKI Jakarta bersiaga. ⁣Faktanya ada banjir di Jabodetabek, termasuk di berbagai wilayah di Jakarta. ⁣Kami ambil sikap bertanggung-jawab: semua yang menjadi kebutuhan dasar keselamatan dalam kondisi banjir ini akan ditanggulangi,” kata Anies.

Berikut data dan fakta banjir di Jakarta:

1. Korban Meninggal Dunia

BNPB mencatat ada sembilan orang korban meninggal dunia akibat banjir yang meladan DKI Jakarta dan wilayah sekitarya.

Berikut ini daftar korban tewas banjir dan longsor di DKI dan sekitarnya versi BNPB:

1. M Ali (82), Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur (korban mengalami hipotermia)
2. Siti Hawa (72), Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur (korban mengalami hipotermia)
3. Willi Surahman, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur (korban mengalami hipotermia)
4. Rumsinah (68), Jalan Al Barokah RT 07, RW 01, Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Cinere, Kota Depok (korban tertimbun tanah longsor)
5. N (8), Jalan Al Barokah RT 07, RW 01, Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Cinere, Kota Depok (korban tertimbun tanah longsor)
6. Amelia (27), Jalan Al Barokah RT 07, RW 01, Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Cinere, Kota Depok (korban tertimbun tanah longsor)
7. Marsdianto (20), Perumahan Puri Citayam Permai 2, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor (korban terseret arus banjir saat aliran kali yang berada persis di depan rumahnya menjebol tanggul).
8. Arfiqo Alif (16) warga Kemayoran, Jakarta Pusat. Kesetrum listrik.
9. Ibu Kusmiyati (30 thn), korban tertimpa tanah longsor, Tanah Sereal, Kota Bogor.

2 Warga Meninggal di Cipinang Melayu Versi Polisi dan Camat

Petugas mengevakuasi pasangan suami dan istri, Muhammad Ali dan Tihawah, yang terjebak banjir di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur. Ali selamat, sedangkan Tihawah meninggal dunia.

“Alhamdulillah satu bisa diselamatkan, yang Muhammad Ali,” kata Dir Samapta Polda Metro Jaya Kombes M Ngajib saat ditemui di lokasi banjir di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020).

Ngajib mengatakan Ali berhasil menyelamatkan diri di atas meja saat banjir melanda rumahnya. Kondisi Ali setelah dievakuasi masih lemas.

“Posisi yang bersangkutan itu bisa menyelamatkan diri, cuma kesulitannya itu ada kendala untuk keluar dari rumah itu. Pintu didobrak, kebetulan yang bersangkutan masih bisa diselamatkan,” ujar dia.

2. 19.709 Warga Mengungsi

Anies mengatakan konsentrasi pihaknya dalam penanganan banjir, yakni menyelamatkan warga yang terkena dampak. Hingga pukul 16.00 WIB, sudah ada sekitar 19 ribu warga yang mengungsi di beberapa titik.

“Titik pengungsian paling banyak ada di Jakarta Timur ada jumlah pengungsi 9.248 orang, Jaksel 5.080, sepanjang Kali Grogol dan Pesangrahan, di situ banyak kawasan terendam, lalu Jakbar 3.535 orang pengungsi, Jakut 888 orang, Jakpus 310 orang, totalnya 19.709 pengungsi, dan ini ditangani oleh jajaran Pemprov,” kata Anies di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2020).

Anies menuturkan ada sekitar 120 ribu petugas yang dikerahkan di semua kawasan yang terkena banjir. Anies mengatakan keselamatan warga merupakan yang utama.

“Sekarang posisi siaga semua. Ada 120 ribu petugas di lapangan,” ujarnya.

3. BMKG: Potensi Hujan Lebat Masih Terjadi sampai Seminggu ke Depan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan hujan ringan dan hujan lebat masih berpotensi terjadi dalam sepekan ke depan. Saat ini wilayah Jabodetabek belum memasuki puncak musim hujan.

“Curah hujan masih sampai ke minggu depan. Dan yang perlu kita cermati saat ini adalah belum memasuki puncak musim hujan. Jadi potensi hujan rendah dan hujan lebat masih ada sampai seminggu ke depan,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2019).

4. Anies Tak Mau Salahkan Siapapun

Anies Baswedan mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak mau menyalahkan pihak manapun terkait banjir yang terjadi hari ini. Anies menegaskan siap bertanggung jawab menanggulangi masalah banjir.

“Pemprov DKI mengambil sikap bertanggung jawab atas masalah yang sekarang muncul. Kami respons cepat, kami bantu tangani. Pada saat ini kami tidak mau nyalahkan siapapun dan apapun sekarang adalah saatnya memastikan warga selamat dan terlindungi,” kata Anies saat ditemui meninjau tanggul di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, seperti dilansir Antara, Rabu (1/1/2020).

Menurutnya, prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah mengevakuasi masyarakat dari banjir. Sehingga tidak ada korban akibat hujan dengan curah tinggi yang mengguyur Jakarta sejak sore kemarin.

“Saya sampaikan kepada seluruh jajaran Pemprov DKI tidak ada saling menyalahkan pada fase ini. Tidak usah menyalahkan orang pada fase ini. Prioritas saat ini seluruh warga Jakarta terselamatkan,” kata Anies.

5. Jokowi: Nomorsatukan Keselamatan Warga

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan keselamatan warga dalam menghadapi situasi bencana banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya. Jokowi meminta pihak terkait, seperti BNPB, pemprov, dan SAR, bersinergi.

“Pertama, urusan banjir yang paling penting ini adalah yang berkaitan dengan keselamatan warga dinomorsatukan. BNPB, pemerintah provinsi, SAR, semuanya harus segera bergerak bersama-sama untuk memberikan rasa aman, memberikan keselamatan kepada warga yang terkena bencana banjir,” ujar Jokowi di Gedung Agung Yogyakarta, dalam siaran pers dari Sekretariat Presiden, Rabu (1/1/2020).

6. Jokowi Instruksikan Normalisasi

Presiden Jokowi memberikan arahan untuk normalisasi. Jokowi pun meminta pemerintah pusat dan pemerintah provinsi bekerja sama dalam menanggulangi banjir.

“Yang berkaitan dengan normalisasi untuk fasilitas-fasilitas umum karena ini sudah masuk di Jakarta sudah masuk ke Halim, sudah masuk ke tol Cikampek, kemudian juga di beberapa objek vital, saya kira ini harus segera dinormalisasi sehingga fungsi-fungsi itu kembali menjadi normal,” kata Jokowi di Gedung Agung Yogyakarta, dalam siaran pers dari Sekretariat Presiden, Rabu (1/1/2020).

7. Silang Pendapat Menteri Basuki dan Anies soal Normalisasi Ciliwung

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Anies Baswedan silang pendapat soal normalisasi Kali Ciliwung. Basuki awalnya mengatakan normalisasi sepanjang Kali Ciliwung yang ditangani hanya 16 km dari 33 km. Maka yang belum dinormalisasi terlihat genangan air.

“Namun mohon maaf Bapak Gubernur selama penyusuran Kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah ditangani dinormalisasi 16 km. Di 16 km itu kita lihat insyaallah aman dari luapan, tapi yang belum dinormalisasi tergenang,” kata Basuki di lapangan Monas, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2020).

Atas hal tersebut, Basuki mengaku pihaknya akan berdiskusi dengan Anies membahas normalisasi Kali Ciliwung. Anies disebutnya juga sudah mengambil langkah pembebasan lahan.

“Termasuk di kali Pesanggarahan juga dengan sodetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur, beliau mengambil langkah-langkah untuk pembebasan lahannya karena 1,2 km, 600 meter sudah kita kerjakan. Kami menunggu sekarang kesepakatan dengan masyarakat,” ujarnya.

“Alhamdulillah menurut beliau masyarakat sudah diskusi dan insyaallah masyarakat bisa menerima itu, mudah-mudahan bisa kita tangani,” sambung dia.

Menanggapi Basuki, Anies mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut Anies, selain normalisasi, harus ada pengendalian air dari Bogor yang masuk ke Jakarta.

“Mohon maaf, Pak Menteri, saya harus berpandangan karena tadi bapak menyampaikan. Jadi, selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari Selatan, maka apa pun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya,” jelas Anies.

Menurut Anies, Kali Ciliwung sudah dilakukan normalisasi, namun Kampung Melayu tetap banjir pada Maret 2019 sehingga yang terpenting, bagi Anies pengendalian air sebelum masuk ke Jakarta.

“Kita sudah menyaksikan bulan Maret lalu di Kampung Melayu yang sudah dilakukan normalisasi itu pun mengalami banjir ekstrem. Artinya, kuncinya itu ada pada pengendalian air sebelum masuk pada kawasan pesisir,” kata Anies. (*)

JAKARTA (ISN) – Memasuki musim penghujan, seperti biasa Jakarta kembali di landa banjir. Kali ini banjir menerjang Ibu Kota di awal tahun 2020. Belasan ribu warga mengungsi dan sejumlah orang meninggal dunia.

seperti dilangsir dari detik.com Gubernur DKI Anies Baswedan menyampaikan instruksi untuk para jajarannya guna mengatasi banjir yang melanda Jakarta. Keselamatan warga menjadi yang utama.

“Karena itu saya instruksikan kepada seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta untuk turun tangan langsung, datangi kantor kelurahan terdekat, bekerja di bawah koordinasi para lurah, membantu untuk menyelamatkan warga,” perintah Anies dalam pesan suara, disampaikan Humas Pemprov DKI, Rabu (1/1/2020).

Anies mengatakan perkantoran hingga gedung sekolah disiagakan untuk pengungsian.A nies meminta warga melaporkan kebutuhan, terutama untuk evakuasi lewat nomor 112 atau langsung ke kelurahan setempat jika lebih mudah atau dekat.

“Seluruh Jajaran Pemprov DKI Jakarta bersiaga. ⁣Faktanya ada banjir di Jabodetabek, termasuk di berbagai wilayah di Jakarta. ⁣Kami ambil sikap bertanggung-jawab: semua yang menjadi kebutuhan dasar keselamatan dalam kondisi banjir ini akan ditanggulangi,” kata Anies.

Berikut data dan fakta banjir di Jakarta:

1. Korban Meninggal Dunia

BNPB mencatat ada sembilan orang korban meninggal dunia akibat banjir yang meladan DKI Jakarta dan wilayah sekitarya.

Berikut ini daftar korban tewas banjir dan longsor di DKI dan sekitarnya versi BNPB:

1. M Ali (82), Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur (korban mengalami hipotermia)
2. Siti Hawa (72), Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur (korban mengalami hipotermia)
3. Willi Surahman, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur (korban mengalami hipotermia)
4. Rumsinah (68), Jalan Al Barokah RT 07, RW 01, Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Cinere, Kota Depok (korban tertimbun tanah longsor)
5. N (8), Jalan Al Barokah RT 07, RW 01, Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Cinere, Kota Depok (korban tertimbun tanah longsor)
6. Amelia (27), Jalan Al Barokah RT 07, RW 01, Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Kecamatan Cinere, Kota Depok (korban tertimbun tanah longsor)
7. Marsdianto (20), Perumahan Puri Citayam Permai 2, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor (korban terseret arus banjir saat aliran kali yang berada persis di depan rumahnya menjebol tanggul).
8. Arfiqo Alif (16) warga Kemayoran, Jakarta Pusat. Kesetrum listrik.
9. Ibu Kusmiyati (30 thn), korban tertimpa tanah longsor, Tanah Sereal, Kota Bogor.

2 Warga Meninggal di Cipinang Melayu Versi Polisi dan Camat

Petugas mengevakuasi pasangan suami dan istri, Muhammad Ali dan Tihawah, yang terjebak banjir di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur. Ali selamat, sedangkan Tihawah meninggal dunia.

“Alhamdulillah satu bisa diselamatkan, yang Muhammad Ali,” kata Dir Samapta Polda Metro Jaya Kombes M Ngajib saat ditemui di lokasi banjir di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020).

Ngajib mengatakan Ali berhasil menyelamatkan diri di atas meja saat banjir melanda rumahnya. Kondisi Ali setelah dievakuasi masih lemas.

“Posisi yang bersangkutan itu bisa menyelamatkan diri, cuma kesulitannya itu ada kendala untuk keluar dari rumah itu. Pintu didobrak, kebetulan yang bersangkutan masih bisa diselamatkan,” ujar dia.

2. 19.709 Warga Mengungsi

Anies mengatakan konsentrasi pihaknya dalam penanganan banjir, yakni menyelamatkan warga yang terkena dampak. Hingga pukul 16.00 WIB, sudah ada sekitar 19 ribu warga yang mengungsi di beberapa titik.

“Titik pengungsian paling banyak ada di Jakarta Timur ada jumlah pengungsi 9.248 orang, Jaksel 5.080, sepanjang Kali Grogol dan Pesangrahan, di situ banyak kawasan terendam, lalu Jakbar 3.535 orang pengungsi, Jakut 888 orang, Jakpus 310 orang, totalnya 19.709 pengungsi, dan ini ditangani oleh jajaran Pemprov,” kata Anies di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2020).

Anies menuturkan ada sekitar 120 ribu petugas yang dikerahkan di semua kawasan yang terkena banjir. Anies mengatakan keselamatan warga merupakan yang utama.

“Sekarang posisi siaga semua. Ada 120 ribu petugas di lapangan,” ujarnya.

3. BMKG: Potensi Hujan Lebat Masih Terjadi sampai Seminggu ke Depan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan hujan ringan dan hujan lebat masih berpotensi terjadi dalam sepekan ke depan. Saat ini wilayah Jabodetabek belum memasuki puncak musim hujan.

“Curah hujan masih sampai ke minggu depan. Dan yang perlu kita cermati saat ini adalah belum memasuki puncak musim hujan. Jadi potensi hujan rendah dan hujan lebat masih ada sampai seminggu ke depan,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2019).

4. Anies Tak Mau Salahkan Siapapun

Anies Baswedan mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak mau menyalahkan pihak manapun terkait banjir yang terjadi hari ini. Anies menegaskan siap bertanggung jawab menanggulangi masalah banjir.

“Pemprov DKI mengambil sikap bertanggung jawab atas masalah yang sekarang muncul. Kami respons cepat, kami bantu tangani. Pada saat ini kami tidak mau nyalahkan siapapun dan apapun sekarang adalah saatnya memastikan warga selamat dan terlindungi,” kata Anies saat ditemui meninjau tanggul di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, seperti dilansir Antara, Rabu (1/1/2020).

Menurutnya, prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah mengevakuasi masyarakat dari banjir. Sehingga tidak ada korban akibat hujan dengan curah tinggi yang mengguyur Jakarta sejak sore kemarin.

“Saya sampaikan kepada seluruh jajaran Pemprov DKI tidak ada saling menyalahkan pada fase ini. Tidak usah menyalahkan orang pada fase ini. Prioritas saat ini seluruh warga Jakarta terselamatkan,” kata Anies.

5. Jokowi: Nomorsatukan Keselamatan Warga

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan keselamatan warga dalam menghadapi situasi bencana banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya. Jokowi meminta pihak terkait, seperti BNPB, pemprov, dan SAR, bersinergi.

“Pertama, urusan banjir yang paling penting ini adalah yang berkaitan dengan keselamatan warga dinomorsatukan. BNPB, pemerintah provinsi, SAR, semuanya harus segera bergerak bersama-sama untuk memberikan rasa aman, memberikan keselamatan kepada warga yang terkena bencana banjir,” ujar Jokowi di Gedung Agung Yogyakarta, dalam siaran pers dari Sekretariat Presiden, Rabu (1/1/2020).

6. Jokowi Instruksikan Normalisasi

Presiden Jokowi memberikan arahan untuk normalisasi. Jokowi pun meminta pemerintah pusat dan pemerintah provinsi bekerja sama dalam menanggulangi banjir.

“Yang berkaitan dengan normalisasi untuk fasilitas-fasilitas umum karena ini sudah masuk di Jakarta sudah masuk ke Halim, sudah masuk ke tol Cikampek, kemudian juga di beberapa objek vital, saya kira ini harus segera dinormalisasi sehingga fungsi-fungsi itu kembali menjadi normal,” kata Jokowi di Gedung Agung Yogyakarta, dalam siaran pers dari Sekretariat Presiden, Rabu (1/1/2020).

7. Silang Pendapat Menteri Basuki dan Anies soal Normalisasi Ciliwung

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Anies Baswedan silang pendapat soal normalisasi Kali Ciliwung. Basuki awalnya mengatakan normalisasi sepanjang Kali Ciliwung yang ditangani hanya 16 km dari 33 km. Maka yang belum dinormalisasi terlihat genangan air.

“Namun mohon maaf Bapak Gubernur selama penyusuran Kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah ditangani dinormalisasi 16 km. Di 16 km itu kita lihat insyaallah aman dari luapan, tapi yang belum dinormalisasi tergenang,” kata Basuki di lapangan Monas, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2020).

Atas hal tersebut, Basuki mengaku pihaknya akan berdiskusi dengan Anies membahas normalisasi Kali Ciliwung. Anies disebutnya juga sudah mengambil langkah pembebasan lahan.

“Termasuk di kali Pesanggarahan juga dengan sodetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur, beliau mengambil langkah-langkah untuk pembebasan lahannya karena 1,2 km, 600 meter sudah kita kerjakan. Kami menunggu sekarang kesepakatan dengan masyarakat,” ujarnya.

“Alhamdulillah menurut beliau masyarakat sudah diskusi dan insyaallah masyarakat bisa menerima itu, mudah-mudahan bisa kita tangani,” sambung dia.

Menanggapi Basuki, Anies mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut Anies, selain normalisasi, harus ada pengendalian air dari Bogor yang masuk ke Jakarta.

“Mohon maaf, Pak Menteri, saya harus berpandangan karena tadi bapak menyampaikan. Jadi, selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari Selatan, maka apa pun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya,” jelas Anies.

Menurut Anies, Kali Ciliwung sudah dilakukan normalisasi, namun Kampung Melayu tetap banjir pada Maret 2019 sehingga yang terpenting, bagi Anies pengendalian air sebelum masuk ke Jakarta.

“Kita sudah menyaksikan bulan Maret lalu di Kampung Melayu yang sudah dilakukan normalisasi itu pun mengalami banjir ekstrem. Artinya, kuncinya itu ada pada pengendalian air sebelum masuk pada kawasan pesisir,” kata Anies. (*)

Loading