Soal Skimming, Komisi III DPRD Lampung Minta Bank Lampung Terbuka

BANDAR LAMPUNG – Kasus nasabah Bank Lampung yang terindikasi skimming mendapat sorotan dari Komisi III DPRD Provinsi Lampung. Mereka pun meminta bank plat merah itu untuk transparan (terbuka) terkait kasus yang diketahui ada 48 korban skimming.

“Bank Lampung ini harus transparan, berapa yang jadi korban skimming, besarannya berapa, berapa yang sudah dipulangkan,” ujar Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Lampung, Noverisman Subing, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/6).

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga meminta bagian IT Bank Lampung yang mengurusi persoalan tersebut harus lebih teliti lagi kedepannya. “Jangan sampai persoalan ini kedepannya terus berulang, sehingga masyarakat yang jadi korbannya,” tukas dia.

Sebelumnya, Manajemen Bank Pembangunan Daerah (BPD) atau Bank Lampung menyatakan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) nasabah yang terindikasi skimming di Lampung mencapai 48 kartu. Sehingga pihak Bank Lampung mengimbau agar masyarakat yang kartu ATM-nya belum berbasis teknologi chips, segera melapor agar diganti terbaru.

“Terkait skimming ada 48 kartu yang masih terindikasi hingga saat ini. Untuk jumlah total atas kejadian tersebut, nominalnya itu masih dalam hitungan kami. Nanti setelah tahu nilainya kami sampaikan,” ungkap Kabag E-Channel Bank Lampung, Dino Pramono, di Hotel Novotel Bandar Lampung, Senin (13/6).

Dino mengungkapkan puluhan kartu ATM nasabah yang masih terindikasi skimming itu tersebar di beberapa kantor cabang Bank Lampung. “Tersebar di beberapa kantor cabang Bank Lampung, diantaranya ada yang di Jalan Kartini dan Teuku Umar,” jelasnya.

Atas kejadian tersebut, lanjut Dino pihaknya masih terus diselidiki oleh tim. “48 kartu ATM tersebut kasusnya masih dalam proses pemeriksaan dan sampai saat ini masih dikatakan terindikasi skimming, dan kami juga sudah bekerjasama dengan pihak kepolisian terkait keamanan,” ungkapnya.

Dino juga mengimbau agar para nasabah Bank Lampung untuk tetap waspada dan segera mengganti kartu ATM yang masih menggunakan kartu berbasis teknologi strip magnetis ke kartu berbasis teknologi chips.

“Langkah-langkah menghindari skimming yakni yang kartunya masih magnetis digantikan dengan kartu chip, lalu ketika melakukan transaksi dilihat tempat transaksinya, serta sering-sering ganti password dan pin ATM,” ajaknya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat mengatakan, atas kejadian tersebut, pihaknya akan terus melakukan edukasi kepada nasabah agar terhindar dari skimming. “Kami akan lakukan edukasi kepada nasabah, dan ini akan dilakukan secara rutin,” kata dia.

Presley Hutabarat juga mengatakan, soal skimming itu pihak Bank Lampung langsung gerak cepat menangani persoalan. “Bahkan nasabah sudah ada yang diganti. Tapi itu semua juga melewati proses, ada tim verifikasi dan audit, setelah itu baru diproses,” tegasnya.

Sementara itu, Edwin yang juga Ketua IJP Lampung salah satu nasabah yang jadi korban skimming, menuturkan uang dia sudah dikembalikan oleh pihak Bank Lampung. “Alhamdulillah uang saya sudah dikembalikan, yang kemarin terkena skimming. Semoga tidak ada lagi yang jadi korban,” harapnya.

Loading