Menelisik Kedzaliman Murtoyo Memimpin Batu Kabayan

LAMPUNG BARAT (ISN) – Lamanya waktu menjabat bukan menjadi sebuah tolak ukur,
apakah seorang pemimpin mampu membawa perubahan dan semakin piawai dalam memimpin, serta menjadikannya pemimpin yang bijak dan mampu mengayomi masyarakatnya.

Seperti yang terjadi di pekon Batu Kebayan, kecamatan Batu Ketulis, kabupaten Lampung Barat. Peratin Murtoyo yang baru di lantik April lalu, merupakan peratin yang sudah menjabat dua periode, dan kini adalah periodenya yang ketiga.

Seperti dikutip pada halaman wabsite pekon Batu Kebayan https://batukebayan.desa.id/, Murtoyo menjabat periode pertama pada tahun 2008 – 2014, lalu mejadi Plt pada tahun 2014 – 2015, lalu 2015 sampai 2022, dan 2022 sampai dengan 2028 mendatang.

Melihat lamanya waktu dirinya menjabat, semestinya sudah memiliki banyak pengalaman dan jiwa pemimpin yang patut menjadi teladan, dan juga mampu membawa kerukunan dan kemakmuran bagi desanya. Namun faktanya tidak demikian.

Diuangkapkan oleh beberapa sumber, bahwa sikap peratin Murtoyo justru sebaliknya. Selama masa jabatanya justru meninggalkan kesan yang kurang baik dan tidak patut dicontoh.

” Seperti kebanyak kepada desa, tentunya ada sisi positif dan negatif, baik dalam memerintah maupun pengelolaan keungan desa. Ya pasti ada alpanya, banyak diberitakan dibeberapa media pada tahun 2020 karena pengerjaannya tidak sesuai spesifikasi, tembok penahan tanah jebol. Kalo mau di cek yang lain pasti banyak mbak, tapi salah satunya itu yang kelihatan nyata,” paparnya belum lama ini.

 

Foto Red: pembangunan tembok penahan tanah ini menyerap anggaran dana desa Rp.100 juta lebih, yang dibangun tahun 2019

Dirinya juga mengatakan, tidak mungkin seseorang mau memimpin lama, jika memang tidak ada keuntungan secara pribadi.

Dikatakannya juga bahwa, peratin Murtoyo terkesan bersikap arogan dan juga tak bisa mengayomo tim kerjanya, terbukti dengan banyaknya perangkat yang mengundurkan diri dan juga dipecat karena dianggap tidak memihak padanya.

” Pada Oktober-November 2020 juru tulis/sekdes dan kasi pembangunan mundur, Februari 2022 Juru Tulis, 2 kasi, 1 operator mundur. Lalu Juni 2022 3 dari 5 LHP juga mengundurkan diri. Selain itu, pada 2021 Murtoyo juga pernah melakukan pemecatan tanpa ada kesalahan kepada kepala pemangku dan bendahara, dan pada April 2022 kaur umum mundur,” tambahnya.

Lalu pada Desember 2021 Murtoyo cuti untuk persiapan pemilihan pratin. Pada bulan Januari warga sempat memanas karena kegiatan pengadaan kalender pekon, karena desain ditentukan oleh Murtoyo yang sudah mengambil cuti, dan desain bernuansa kampanye menuai protes salah satu calon.

Selain itu, Murtoyo juga diduga melakukan tindak pidana pemalsuan dan juga pembohongan publik, karena ada pengangkatan juru tulis yang bernama Isqi namun yang mengerjakan kegiatan di balai pekon adalah bapaknya yang bernama Hasan.

” Semua orang tau kalo walaupun beliau cuti, tapi interpensi itu sangat kuat didalam. Dan soal saudari Isqi, semua juga tau kalo yang tiap hari ke kantor itu bapaknya. Gak logiskan kalo pak Hasan itu bukan siapa siapa dan juga bukan profesional punya keahlian, kok alibinya di perintah pak Murtoyo untuk mengajar perangkat pekon, kan lucu. Itu yang kami maksud bahwa pekon ini makin hari makin gak jelas mbak, kesewanang wenangan dan penindasan yang terjadi itu nyata,” ujarnya.

Yang lebih parahnya lagi dikatakannya bahwa, saat pengankatan bendahara yang bernama Eka Hertiningsih belum lulus paket C.

” Setelah aparat pekon protes, Eka Hertiningsih dilukir jadi operator, Hasan pakai ijazah anaknya Isqi, namun yang kerja Hasan. Dan saat Isqi jadi Plt Peratin, saat sertijab dari Plt ke Peratin itu bukan Isqi, malah kasi pemerintahan. Kan sangat aneh, pokoknya pekon kami ini udah gak jelas mbak,” tambahnya lagi.

Dilanjutkannya bahwa, yang paling terlihat bentuk penindasan dan kedzoliman yang dilakukan Murtoyo adalah, saat pembagian BST, ada 20 undangan pengambilan yang oleh Peratin. Dan saat masih plt, perangkat pekon sudah pernah melakukan Musdes untuk menetukan jumlah penerima BLT, dan jumlah insentif, namun saat pembagian semua berubah.

” Yang ditahan adalah mereka yang tidak milih Murtoyo, dan untuk insentif guru PAUD, Operator, Guru Ngaji, Imam Masjid dan Marbot semua dipotong jumlahnya, sangat jauh dari angka tahun lalu dan angka yang sudah ditetapkan di Musdes. Kasian mereka yang sudah bekerja keras, tapi mendapat bayaran yang sangat tidak sesuai. Begitu juga dengan nama penerima BLT DD, banyak yang berubah tidak sesuai hasil
Musdes, disinyalir yang dapet adalah pendukungnya saat pencalonan, Bahkan ada perangkat pekon yang dapat BLT,” katanya lagi.

Dirinya berharap, pihak kecamatan, dinas PMD tidak tutup mata dengan apa yang terjadi di pekon Batu Kabayan ini. Ia menginginkan adanya perkebangan dalah tubuh Batu Kebayan, sehingga bisa lebih maju lagi.

” Kami meminta ada tindakan dari semua pihak, mohon ditegakkan keadilan untuk semua masyarakat, sehingga menujadikan batu kebayan lebih baik lagi,” tandasnya.

Sementara pratin Murtoyo saat di konfirmasi, membantah semua pemberitaan yang ada. Dirinya menampik jika apa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. (RED)

 

 

 

 

 

 

Loading