Siapakah Aktivis ?

OPINI (ISN) – Sering kali kita mendengar kata “Aktivis” khususnya didalam dunia kemahasiswaan, kata aktivis sering menjumpai telinga.

Sebenarnya bagaimana sih ciri-ciri aktivis ?

Beberapa waktu yang lalu saya melakukan jajak pendapat di akun pribadi medsos saya, saya berikan kolom pendapat untuk menjawab sesuai pandangan warganet tentang pemaknaan “Aktivis”. dan 100% responden nya adalah akun-akun milik mahasiswa yang berorganisasi, mungkin karena followers saya kebanyakan dari mahasiswa yang berorganisasi, tetapi cukup untuk saya jadikan hipotesis sementara yang saya kemas dalam bentuk opini. Dari semua responden saya tarik kesimpulan bahwa ” aktivis adalah orang-orang yang terorganisir bertujuan memberikan kebermanfaatan untuk orang banyak”

Mari kita bahas lebih dalam.

Kenyataannya banyak kita temukan hal-hal yang lebih spesifik secara praktik didunia kemahasiswaan.

Apakah aktivis adalah mereka yang sering kumpul di organisasi dan ikut teriak-teriak di jalan?
Apakah mereka yang berprestasi dalam bidang keilmuan yang mereka geluti?
Apakah mereka yang katanya mampu menyeimbangkan organisasi dan akedemis?
Atau ada indikator yang lainnya?

Pertanyaan-pertanyaan ini sering jadi perdebatan, bahkan hujatan. Ada yang menganggap anak-anak yang berorganisasi tidak peduli dengan akademis, ada yang menganggap anak-anak yang akademis nya baik di klaim apatis, ada pula yang menganggap keseimbangan organisasi dan akademis tidak punya totalitas perjuangan.

Setiap mahasiswa jika ditanya menyoal aktivis pasti jawabannya menyesuaikan dengan keadaan yang mereka alami, atau simpel nya (berdasarkan keyakinan nya masing-masing) Apakah itu pembenaran atau kebenaran tergantung individu yang menilai.
Lalu bagaimana dengan kacamata yang sesungguhnya?

Jika kita mengacu pada pendekatan historis siapakah aktivis ?

Nama-nama, seperti Munir, Marsinah, Soe Hok Gie, Widji Tukul dan lainnya ini adalah deretan nama-nama yg sering disebut dalam dunia aktivis. Yang lebih umum misalnya aktivis Angkatan 65, 66, angkatan 98 atau reformasi, mahasiswa yang ikut berjuang dalam periodesasi tersebut di anggap sebagai aktivis.

Pengakuan-pengakuan ini diberikan karena kesuksesan perjuangan mereka dalam menegakan suatu kebenaran yang diyakini secara kolektif, memicu suatu gerakan dengan gelombang masa yang banyak, dan memberikan perubahan dalam skala besar.

Artinya jika dilihat dari fakta sejarah aktivis tidak mengenal pendidikan, tidak mengenal profesi, tidak mesti mahasiswa, tidak mesti dia berorganisasi dan lain sebagainya.

“tetapi dialah orang-orang yang mampu melakukan perlawanan dalam suatu keadaan yang sulit, dan membawa dampak perubahan dalam skala besar”

Apakah aktivis adalah orang-orang yang suka berdemonstrasi? Tidak juga, sebab tidak semua yang berdemonstrasi memiliki visi perubahan dalam skala besar, barangkali demonstrasi dijadikan aksi untuk menakut-nakuti dan menghasilkan pundi-pundi.
Tetapi yang harus digaris bawahi demonstrasi adalah sarana dalam demokrasi yang dilindungi hukum untuk memungkinkan perubahan besar terjadi.

Apakah aktivis adalah mereka yang akademis nya baik dan cepat lulus? Belum tentu, sebab barangkali akademis yang baik hanya untuk kesuksesan nya secara pribadi. Tetapi yang harus digaris bawahi kecerdasan akademis menjadi modal untuk meneliti permasalahan-permasalahan yang terjadi.

Apakah aktivis adalah mereka yang dapat menyeimbangkan antara organisasi dan akademis? Belum tentu, barangkali keseimbangan tersebut hanya untuk kesuksesan pribadi, akademis digunakan untuk mencari posisi, dan organisasi hanya untuk memenuhi kebutuhan curriculum vitae. Tetapi yang harus digaris bawahi akademis dan organisasi adalah ruh dan sebagai modal menjadi aktivis.

Jadi, apakah kamu aktivis ?

 

Penulis: Ari Permadi

Loading